TURISIAN.com – Kementerian Koperasi dan UKM bersiap menurunkan pasukan baru. Sebanyak 8.000 tenaga pendamping direkrut untuk mengawal operasional 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia.
Sekretaris Kemenkop Ahmad Zabadi menyebut skema ini sederhana yakni satu pendamping mendampingi sepuluh koperasi.
“Mereka akan memastikan koperasi berjalan efektif,” ujarnya ketika meninjau Kopdes Merah Putih Bojong Mangu, Kabupaten Bekasi, Sabtu pekan lalu.
Zabadi menjelaskan, pendampingan hanyalah satu bagian dari rancangan besar penguatan koperasi desa.
Ada program business assistant, pelatihan pengurus yang dimulai awal Oktober, hingga buku panduan bisnis yang sudah disiapkan.
“Pekan depan kami mulai kolaborasi dengan BUMN pangan dan logistik,” kata dia.
Selain urusan teknis, Kemenkop menekankan pentingnya pendataan terintegrasi berbasis data desa presisi.
Menurut Zabadi, sistem ini akan menjadi pintu masuk kebijakan sekaligus memastikan distribusi manfaat ekonomi yang lebih adil.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Gelar Bootcamp, Ikhtiar Menghadapi Tantangan Ekonomi yang Kian Kompleks
“Fungsi Kopdes Merah Putih adalah instrumen distribusi yang tepat sasaran,” katanya.
Dalam kunjungan yang sama, anggota Komisi VI DPR, Rieke Dyah Pitaloka, menyoroti kelemahan di tingkat pengurus.
Menurut dia, masih banyak pengelola koperasi yang belum memahami prinsip dasar koperasi.
“Pendamping menjadi krusial,” ujar Rieke.
Ia menekankan, koperasi bukan wadah bagi-bagi uang. Koperasi, kata dia, adalah badan usaha yang harus menghasilkan keuntungan untuk anggota.
Rieke bahkan mengusulkan agar Kopdes Merah Putih menyediakan fasilitas kredit usaha.
“Asal jelas usahanya dan dia memang anggota Kopdes,” katanya.
Rieke juga mendorong pengembangan tiga unit usaha utama di koperasi desa: produksi, distribusi, dan industri.
“Tujuannya bisnis. Ada keuntungan yang dibagikan kepada anggota, ada gotong-royong, ada kekeluargaan,” ujar dia. ***