TURISIAN.com – Suasana Jalan Belitung Nomor 14, Kota Bandung, mendadak semarak pada Minggu siang, 6 Juli 2025. Sejumlah tokoh penting, komunitas kreatif, hingga publik figur tumpah ruah.
Mereka ingin menyaksikan, sekaligus meramaikan pembukaan sebuah tempat nongkrong baru yang digadang-gadang akan jadi ikon baru ruang publik anak muda Bandung, Warung Sini Mampir.
Mengusung konsep “Warkop Upscale”, tempat ini menampilkan perpaduan antara kesederhanaan khas warung kopi dan sentuhan modern yang menjanjikan kenyamanan maksimal.
Harga bersahabat, produk berkualitas, serta suasana yang santai menjadi daya tarik utama.
Grand opening Warung Sini Mampir berlangsung meriah. Kehadiran Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman dan istri, Leni Dadang Arif Abdurahman, menambah prestise acara.
Keduanya mendapat kehormatan menggunting pita tanda peresmian. Tak hanya itu, musisi senior Doel Sumbang pun turut menyapa hadirin, menambah semarak suasana.
Bukan Sekadar Warung
Sementara itu, Arifa Misbahul Mu’Min, sang Manajer Operasional yang akrab disapa Arif, menjelaskan bahwa konsep “humble tapi berkelas” menjadi dasar pengembangan tempat ini.
Ia menyebut Warung Sini Mampir sebagai tempat yang inklusif bagi semua kalangan.
“Kami tidak ingin terlihat eksklusif. Konsepnya dibuat senyaman mungkin, dengan warna dan desain yang bisa diterima semua lapisan masyarakat,” katanya.
“Kami ingin jadi tempat kumpul berbagai komunitas—dari anak motor sampai pegiat kreatif,” lanjut Arif
Nama “Warung Sini Mampir” pun dipilih dengan cermat.
“Biar terasa akrab. Ini bukan sekadar tempat ngopi. Kami ingin membangun atmosfer yang bikin orang betah duduk lama-lama tanpa terbebani harga,” tambahnya.
BACA JUGA: Kafe Rooftop di Kota Bogor Ini Cocok Buat Ngabisi Waktu Akhir Pekan
Cozy, Ramah, dan Terjangkau
Fasilitas yang disiapkan tidak main-main: area parkir luas, Wi-Fi gratis, ruang indoor ber-AC, hingga ruang kerja bersama yang nyaman bagi mahasiswa dan pekerja lepas.
“Kami tahu kebutuhan orang zaman sekarang. Mereka butuh tempat yang bisa jadi tempat kerja, bisa juga tempat rehat. Di sini, semua itu bisa,” kata Arif.
Dari dapur, sederet menu menarik siap memanjakan lidah. Aneka teh, minuman tradisional seperti teh sereh, milkshake, hingga mocktail menjadi teman bersantai.
Sementara untuk makanan, tersedia pilihan ringan hingga berat. Menu andalan? Simie Mampir Goreng, tentu saja.
Namun nilai jual utama tetap pada harga.
“Kami percaya, keramahan tidak hanya soal pelayanan, tapi juga soal harga. Rata-rata menu kami hanya belasan ribu rupiah,” ujar Arif.
Dengan kapasitas 60 kursi yang bisa diperluas hingga 100 (baik di ruang indoor maupun outdoor) tempat ini siap menampung berbagai kegiatan komunitas dan acara tematik.
Rayhan dan Mimpi Tentang Ruang Bersama
Rayhan, sang pemilik, tak menyembunyikan harapannya yakni Warung Sini Mampir bukan hanya tempat ngopi, tapi ruang bersama yang nyaman dan inklusif.
“Saya ingin semua orang merasa diterima di sini. Tanpa harus pikir dua kali soal harga. Tempat ini untuk semua,” ujarnya.
Dengan atmosfer santai dan konsep bersahaja, Warung Sini Mampir perlahan menciptakan identitasnya sendiri.
Di tengah gemerlap tempat nongkrong Bandung yang terus bertambah, tempat di Jalan Belitung ini menjanjikan sesuatu yang sederhana namun hangat.
“Mampir, dan rasakan sendiri.” ***