Tugu Biawak Raksasa, Dari Pinggir Jalan Menuju Panggung Viral

Biawak Raksasa
Tugu Biawak yang berada di Tawangsari, Desa Krasak. Atau, tepatnya di pinggir jalan utama Wonosobo–Banjarnegara kini menjadi viral. (Foto:facebook/talia salsabiila)

TURISIAN.com – Di sebuah sudut jalan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, seekor biawak raksasa tampak bertengger gagah di atas tugu sederhana.

Tubuhnya tampak kokoh, teksturnya menyerupai kulit reptil asli. Tak heran, sejak akhir April lalu, video patung ini viral di berbagai platform media sosial.

Tugu Biawak ini dibangun dengan modal pas-pasan, hanya Rp 50 juta.

Namun, di tangan Rejo Arianto dan enam asistennya, keterbatasan anggaran itu justru melahirkan sebuah karya yang mengejutkan banyak orang.

Tak butuh waktu lama, hanya setengah bulan, patung itu rampung. Dan langsung menjadi ikon baru di daerah Selomerto.

Rejo, warga setempat yang sudah bertahun-tahun menekuni seni rupa jalanan, mengaku mengerjakan proyek ini dengan semangat gotong royong.

“Kami hanya ingin membuat sesuatu yang berbeda, yang bisa dibanggakan masyarakat,” katanya Rabu, 24 April 2025, lalu.

Lokasi Tugu Biawak pun strategis, yakni berada di Tawangsari, Desa Krasak, tepat di pinggir jalan utama Wonosobo–Banjarnegara. Sebelah barat Jembatan Krasak.

BACA JUGA: Mau Nonton Java Balloon Attraction 2024, Datang ke Wonosobo, Ini Jadwalnya

Dari pusat Kota Wonosobo, jaraknya hanya sekitar 9,5 kilometer, dapat ditempuh dalam 15 menit perjalanan.

Kini, Tugu Biawak tak hanya menjadi penanda jalan. Ia menjelma magnet wisata baru.

Setiap hari, puluhan kendaraan berhenti sejenak; para penumpangnya turun, mengabadikan momen dengan latar biawak setinggi lebih dari dua meter itu.

Bus-bus umum yang melintasi jalur ini pun ikut ketiban untung. Banyak wisatawan lokal memilih naik kendaraan umum untuk kemudian turun tepat di lokasi tugu.

Sementara itu, di tengah maraknya pembangunan tugu-tugu mahal yang kerap menuai kritik, keberhasilan Tugu Biawak Wonosobo menunjukkan satu hal.

Sebuah kreativitas dan ketulusan bisa mengalahkan keterbatasan.

“Biawak ini sederhana, tapi menyentuh hati,” kata seorang wisatawan, sambil tersenyum di bawah sengatan matahari siang. ***

Pos terkait