TURISIAN.com – Tiga bandara di Indonesia kembali naik kelas menjadi gerbang internasional. Pemerintah daerah menyambutnya dengan gegap gempita.
Pada Sabtu sore, 26 April 2025, suasana di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang terasa sedikit berbeda. Beberapa staf tampak lebih sibuk dari biasanya.
Sementara itu di ruang VIP, General Manager R. Iwan Winaya Mahdar menyiapkan naskah sambutan.
Keesokan harinya, Minggu 27 April 2025, ia akan menggelar konferensi pers penting. Isinya, mengumumkan kembalinya status internasional untuk bandara yang ia kelola.
“Benar, telah terbit Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 Tahun 2025. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang kembali ditetapkan sebagai bandara internasional,” kata Iwan, Sabtu petang, dalam keterangannya kepada media.
Ia menambahkan, pengelola bandara merasa bersyukur atas kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat dan berjanji akan meningkatkan layanan.
Tak hanya Palembang yang berbahagia. Di Kepulauan Bangka Belitung, Bandara H.A.S Hanandjoeddin juga mendapat anugerah serupa.
Demikian pula di Semarang, Jawa Tengah, Bandara Jenderal Ahmad Yani kini resmi kembali menjadi pintu gerbang internasional.
“Alhamdulillah, statusnya sudah internasional. Ini buah dari kerja keras semua stakeholder,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 25 April 2025.
Rute Penerbangan
Ia menyebutkan bahwa pembukaan kembali rute penerbangan internasional dari Semarang diharapkan mendongkrak sektor pariwisata dan investasi.
Sejak 2023, Kementerian Perhubungan melakukan penataan besar-besaran terhadap status bandara internasional di Indonesia.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa banyak bandara bertitel internasional namun minim aktivitas penerbangan luar negeri.
Akibatnya, pemerintah memangkas jumlah bandara internasional dari 34 menjadi hanya 17.
Sedangkan, kebijakan ini sempat menuai protes dari berbagai daerah. Pemerintah daerah, pengusaha pariwisata, hingga pelaku industri penerbangan merasa dirugikan karena bandara mereka kehilangan daya saing.
“Status internasional itu bukan hanya soal gengsi, tetapi juga soal peluang ekonomi,” kata seorang pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan, yang meminta namanya dirahasiakan.
Kini, melalui Keputusan Menteri Perhubungan terbaru, pemerintah mulai mengembalikan status internasional kepada bandara-bandara yang dinilai siap memenuhi syarat operasional, keamanan, dan potensi lalu lintas penumpang luar negeri.
20 Bandara
Dengan bergabungnya tiga bandara baru, Indonesia kini memiliki 20 bandara internasional. Berikut daftarnya:
-
Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh Besar, Aceh)
-
Bandara Kualanamu (Deli Serdang, Sumatera Utara)
-
Bandara Minangkabau (Padang Pariaman, Sumatera Barat)
-
Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru, Riau)
-
Bandara Hang Nadim (Batam, Kepulauan Riau)
-
Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang, Banten)
-
Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur, DKI Jakarta)
-
Bandara Kertajati (Majalengka, Jawa Barat)
-
Bandara Kulonprogo (Kulonprogo, DIY)
-
Bandara Juanda (Sidoarjo, Jawa Timur)
-
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Badung, Bali)
-
Bandara Zainuddin Abdul Madjid (Lombok Tengah, NTB)
-
Bandara Komodo (Labuan Bajo, NTT)
-
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Balikpapan, Kalimantan Timur)
-
Bandara Sultan Hasanuddin (Maros, Sulawesi Selatan)
-
Bandara Sam Ratulangi (Manado, Sulawesi Utara)
-
Bandara Sentani (Jayapura, Papua)
-
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang, Sumatera Selatan)
-
Bandara H.A.S Hanandjoeddin (Bangka Belitung)
-
Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang, Jawa Tengah)
Langkah ini menandai optimisme baru dalam sektor penerbangan nasional yang beberapa tahun terakhir terpukul pandemi Covid-19 dan perubahan pola perjalanan global. Pemerintah berharap dengan bertambahnya bandara internasional, konektivitas antarnegara semakin membaik, pariwisata bangkit, dan ekonomi daerah menggeliat.
“Ini awal baru,” kata seorang pejabat dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. “Tantangannya sekarang, bagaimana menjaga standar internasional itu tetap konsisten.”
Pesta penyambutan mungkin sebentar, tapi pekerjaan rumah masih panjang.