Magis Tari Kecak di TMII, Sedot Ribuan Penonton yang Tumpah Ruah

Ribuan Penonton
Pengunjung TMII saat menikmati Tari Kecak. (Instagram/@tmiiofficial)

TURISIAN.com – Sabtu sore itu, 26 April 2025, suasana Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berbeda dari biasanya. Ribuan penonton tumpah ruah.

Sejak pukul 16.00 WIB, gelombang manusia mulai mengisi tribun Panggung Budaya Amphitheater.

Mereka bersiap menyaksikan sebuah pertunjukan yang jarang mereka temui di Jakarta, yakni  The Mystical Kecak Dance: Hanoman Duta.

Tak butuh waktu lama untuk memenuhi 1.000 kursi tribun. Bahkan, menurut Humas TMII, Mayang, jumlah penonton yang hadir hari itu jauh melebihi kapasitas.

“Tadi sejak pukul 16.00 WIB sudah full house,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara.

Antusiasme tinggi ini membuat pengelola mengambil keputusan cepat. Dimana,  pertunjukan tari kecak yang dijadwalkan mulai pukul 17.00 WIB akhirnya diawali lebih awal, sekitar pukul 16.30 WIB.

Didahului dengan sebuah tarian pembuka. Waktu Maghrib yang kian dekat menjadi alasan percepatan jadwal.

Sementara itu, bagi yang tak kebagian kursi, mereka tak menyerah begitu saja. Berdiri di belakang tribun, para penonton mengangkat gawai mereka tinggi-tinggi. Berusaha merekam setiap gerakan magis para penari kecak.

Dari tepian danau TMII pun, pengunjung lain berkumpul, hanya untuk sekadar mendengar suara khas dari paduan suara “cak-cak-cak” yang bergemuruh.

Panggung Budaya Amphitheater yang megah itu kini menjadi saksi betapa kuatnya daya tarik seni tradisional.

Dulunya, tari kecak hanya digelar di Amphitheater JawaDhipa, yang berukuran lebih kecil.

Namun, seiring membeludaknya jumlah penonton, TMII memutuskan memindahkan pertunjukan ini ke lokasi baru yang lebih luas. Meski pembangunan panggungnya sendiri masih belum rampung sepenuhnya.

“Pengunjung senang sekali karena mereka bisa menikmati tari kecak tanpa harus jauh-jauh terbang ke Bali. Gratis lagi,” kata Mayang, tersenyum.

Pertunjukan tari kecak ini memang hanya digelar sebulan sekali. Namun, setiap kali panggung dibuka, seolah ada magnet yang menarik ribuan jiwa untuk datang.

Hal ini  membuktikan bahwa di tengah hiruk-pikuk ibu kota, budaya masih punya tempat istimewa di hati banyak orang. ***

Pos terkait