Gubernur Dedi Mulyadi Sebut Festival Dulag Istimewa Ajang Lestarikan Tradisi Sambut Lebaran

Festival Dulag Istimewa
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdialog dengan seorang bocah di acara Festival Dulag Istimewa 1446 H Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 1446 H/2025 M yang berlangsung di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu malam, 30 Maret 2025(Foto: Biro Adpim Jabar)

TURISIAN.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuturkan, Festival Dulag Istimewa bertujuan untuk melestarikan tradisi masyarakat Jabar dalam menyambut Idulfitri.

Hal itu dikatakan Dedi saat membuka acara Festival Dulag Istimewa bertema “Merawat Tradisi Melalui Harmoni untuk Jabar Istimewa” Tingkat Provinsi Jabar di Bale Pakuan (Gedung Negara Pakuan) Kota Bandung, Minggu malam 31 Maret 2025.

“(Menabuh dulag) merupakan sebuah kebiasaan dalam tradisi Islam kultural di Indonesia, itu mengenal yang namanya (memukul) bedug,” ucap Dedi.

Untuk merawat tradisi itu, Kang Dedi Mulyadi menginisiasi Festival Dulag Istimewa. Ia menyebut bedug yang ditabuh menandakan kegiatan spiritualitas dalam memasuki hari-hari ganjil di bulan Ramadan.

“Maka memasuki baju Lebaran orang menyebutnya meuli (beli) baju bedug. Dan bedug itu pertanda bagi kegiatan-kegiatan spiritualitas memasuki hari ganjil. Jadi kalau puasa memasuki hari ganjil, mulai memukul bedug,” tuturnya.

Sementara itu, tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut yaitu untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisi. Serta,  warisan budaya “Ngadulag”.

BACA JUGA: Laga Seni di Kota Dewata, Ogoh-Ogoh Berebut Tahta di Kasanga Festival

Seni Tradisi

Tak lupa, KDM –sapaan akrab Dedi menyebut kegiatan ini dapat mengenalkan seni tradisi dan budaya ke generasi sekarang, agar terus eksis dan tidak hilang ditelan zaman.

Sedangkan Ngadulag sendiri  adalah tradisi memukul bedug yang dilakukan oleh masyarakat Sunda. Terutama, pada waktu-waktu tertentu, seperti menjelang dan selama bulan Ramadan hingga Idulfitri.

Tradisi ini merupakan bagian dari warisan budaya Sunda yang kaya akan nilai-nilai kebersamaan, pelestarian budaya, syiar agama, dan kegembiraan.

Oleh sebab itu, Dedi dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa masyarakat sangat antusias melihat penampilan Ngadulag.

Kegiatan ini pula menurutnya dapat menekan angka kemacetan. Dan tentu menjadi ruang kegembiraan bersama dengan warga sambil mengucapkan kalimat takbir.

“Malam takbiran ini adalah wadah kegembiraan, saya membuka ruang bersama warga untuk takbiran daripada keliling di jalan menimbulkan kemacetan,” katanya.

“Bahkan sering terjadi problem conflict antara yang ngadulag jika dilakukan keliling. Saya lihat tadi masyarakat sangat antusias,” sambungnya.

Sementara, peserta dari Festival Dulag Istimewa tersebut diikuti oleh 27 kabupaten kota se-Jawa Barat dan 27 peserta dari Perangkat Daerah di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar. ***

Pos terkait