TURISIAN.com – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, kembali menegaskan komitmennya untuk mempercepat revitalisasi Pulau Penyengat.
Tak sekadar mempercantik wajah destinasi wisata religi dan sejarah itu, ia juga memastikan setiap perbaikan tetap mempertahankan nilai autentiknya.
Dalam kunjungannya ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Jumat 28 Maret 2025, Ansar langsung menginstruksikan sejumlah pembenahan.
Kotak Al-Qur’an yang mulai usang akan diperbaiki. Kipas angin ditambah demi kenyamanan jemaah hingga area sekitar masjid yang mengalami kebocoran segera ditangani.
“Saya juga minta Kadis PUPR memperbarui tulisan Gurindam 12 di area makam. Membangun tempat wudhu bagi pengunjung. Serta menyediakan lemari penyimpanan untuk buku Yasin,” ujar Ansar, didampingi sejumlah kepala OPD.
Tak hanya itu, sumur tua di bawah balai adat yang menjadi bagian dari warisan sejarah pun masuk daftar perbaikan.
Jika anggaran memungkinkan, halaman balai adat juga akan dipercantik agar semakin nyaman bagi wisatawan.
Sorotan lain tertuju pada infrastruktur jalan di Pulau Penyengat. Ansar meminta agar jalan-jalan yang berlubang atau belum tersentuh revitalisasi segera diperbaiki.
BACA JUGA: Euforia Riau Bhayangkara Run 2024, Jadi Magnet Baru Pariwisata Riau
“Saya berharap penataan ruas jalan sepanjang 1,82 kilometer bisa segera direalisasikan. Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi juga bagian dari upaya melestarikan warisan budaya kita,” katanya.
Gubernur pun telah mengusulkan proyek revitalisasi ini kepada Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, dalam pertemuan di Jakarta pada Rabu, 26 Maret lalu.
Dukungan dari pemerintah pusat diharapkan mempercepat pengembangan Pulau Penyengat, terutama dalam aspek penataan jalan.
Bagi Ansar, Pulau Penyengat bukan sekadar destinasi wisata, melainkan simbol kejayaan Kesultanan Riau-Lingga yang harus tetap lestari.
“Setiap perbaikan yang kami lakukan bertujuan meningkatkan kenyamanan pengunjung, sekaligus menjaga keaslian dan nilai sejarahnya,” ujar dia.
Ia pun mengajak masyarakat turut berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian Pulau Penyengat.
“Warisan budaya ini milik kita bersama. Mari rawat agar tetap bisa dinikmati generasi mendatang,” pungkasnya. ***