Gubernur Dedi Mulyadi Sebut Perlu Konsep Terpadu Tata Kawasan Wisata Puncak

Kawasan Wisata Puncak
Hibisc Fantasy Puncak, objek wisata yang dibangun sejak tahun 2022 ini menempati area perkebunan teh Gunung Mas. (Foto: Turisian.com/Adisas)

TURISIAN.com –  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan mengajak semua stakeholders untuk menata kawasan wisata Puncak, Bogor. Perlu konsep terpadu agar banjir dari hulu ke hilir bisa dicegah.

Hal ini menyusul banjir yang terjadi di kawasan Bogor, Bekasi, dan Karawang. Dan kini sudah merembet ke Jakarta dan Tangerang, selama tiga hari terakhir.

Sementara itu, banjir disinyalir terjadi karena kawasan Puncak telah mengalami penurunan fungsi sebagai area hulu yang menyerap air.

Areal yang harusnya sepenuhnya untuk perkebunan teh telah berubah fungsi dari daerah agrowisata dengan banyak bangunan dan jalan akses pariwisata.

Menurut Dedi, untuk mengatasi banjir di kawasan Jabodetabek diperlukan integrasi dan kebersamaan antar – pemangku kepentingan. Mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi, hingga kabupaten/kota seperti Bogor, Depok, Bekasi Karawang.

“Besok (rencana) ke Bogor bersama Menteri Lingkungan Hidup untuk evaluasi dua hal. Satu pada (kawasan) Puncak soal perubahan peruntukan lahan,” kata Dedi, Rabu 5 Maret 2025.

BACA JUGA: Turis Arab Bikin Ulah di Kawasan Puncak Bogor, Ya Ditangkap Polisi

Ia merujuk pada kebun teh Gunung Mas yang beralih fungsi dari perkebunan teh menjadi agrowisata.

“Kedua, daerah aliran sungainya. Di hilir banyak pembangunan perumahan dan berbagai kawasan. Itu kan banyak yang membuang tanah urugan ke sungai sehingga air naik karena itu,” tambahnya.

Selain dengan Kementerian LH dan pemda, Pemdaprov juga akan melakukan evaluasi bersama terkait tata ruang Jabar dengan Menteri ATR/BPN.

“Jadi nanti ada perubahan tata ruang di Jawa Barat,” kata Dedi.

Minta Maaf

Dedi juga meminta maaf kepada masyarakat dengan areal kawasan wisata Puncak yang salah satunya dikelola oleh PT Jaswita, salah satu BUMD milik Pemdaprov.

“Saya minta maaf sebagai perwakilan Pemda Provinsi Jabar, karena melalui BUMD yang bernama Jaswita itu membuka areal wisata di kawasan perkebunan,” ungkap Dedi.

“Dari situ  menjadi keriuhan di masyarakat karena ada bangunan liar roboh dan masuk sungai. Kita (berkomtimen) bongkar kalau memang melanggar aturan,” sambungnya.

Dedi menyebut pihaknya akan tegas mengembalikan kawasan Puncak sesuai peruntukkannya.

Misalnya untuk areal perkebunan, hutan, resapan air, atau sawah. Maka sesuai peruntukannya tidak boleh ditambah- tambah.

Akibat banjir di kawasan Jabodeatebk, banyak warga yang mengungsi. Solusi jangka pendek, Pemdaprov berkoordinasi dengan BPBD dan pemda memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi.

“Karena mereka (warga terdampak) berhenti bekerja, kan harus dipenuhi aspek-aspek keamanan sosialnya,” ucapnya. ***

Pos terkait