Reyog Ponorogo, Jejak Budaya Menuju Pusat Wisata Baru

Ponorogo
Danau Ngebel di Kabupaten Ponorogo ini menjadi salah satu objek wisata yang memiliki keindahan alam. (Dok. Unsplash)

TURISIAN.com – Ponorogo kini berada di panggung dunia. Reyog, seni pertunjukan ikonik dari kota kecil di Jawa Timur ini, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) UNESCO.

Momentum ini menjadi pintu gerbang baru bagi Ponorogo untuk melesat sebagai destinasi wisata unggulan. Menarik pelancong dari dalam dan luar negeri.

“Reyog Ponorogo bukan sekadar kebanggaan budaya. Tetapi juga sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, di Jakarta, Sabtu 12 Januari 2025.

Untuk menyambut potensi ini, pemerintah setempat bersiap besar-besaran. Salah satu gebrakannya adalah pembangunan Monumen Reyog Ponorogo setinggi 126 meter.

Bangunan ini, digadang-gadang bakal mengalahkan Monumen Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Dengan desain megah 26 lantai, monumen ini berdiri di Gunung Gamping, Desa Sampu, di atas tanah aset daerah.

Proyek senilai Rp76,6 miliar itu kini telah mencapai 95 persen penyelesaian dan ditargetkan selesai pada 2025.

BACA JUGA: Reyog Ponorogo, Perjuangan Panjang yang Berbuah Pengakuan Dunia

Selain monumen, Ponorogo juga menyiapkan Museum Peradaban, yang dirancang untuk menjadi magnet wisatawan.

“Kami ingin menjadikan seni budaya Reyog ini tidak hanya sebagai pelestarian budaya. Tetapi juga pendorong ekonomi lewat sektor pariwisata,” ujar Susiwijono.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto sendiri, melalui arahan strategisnya, menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen.

Sedangkan, pariwisata berbasis seni budaya seperti Reyog Ponorogo menjadi salah satu sektor andalan untuk mencapai target ini.

Oleh sebab itu, untuk mewujudkan ambisi tersebut, kolaborasi lintas sektor terus digalakkan. Pemerintah daerah bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata.

Termasuk,  sejumlah mitra strategis untuk mengembangkan infrastruktur, program promosi, dan pembiayaan.

“Dengan program yang terintegrasi, daerah ini berpotensi besar menjadi kota wisata budaya yang mendunia,” tambah Susiwijono.

Dengan demikian, kini semua mata tertuju pada Ponorogo. Mampukah kota ini merealisasikan visi besarnya dan menjadi bintang baru dalam peta pariwisata Indonesia? Waktulah yang akan menjawab. ***

Pos terkait