TURISIAN.com – Pimpinan delegasi dari negara-negara anggota ASEAN-China Clans Association (ACCA) melangsungkan seremoni penanaman pohon Bodhi.
Penanaman pohon bersama pengurus Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI)t tersebut berlangsung di Taman Budaya Tionghoa Indonesia (TBTI), kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa, 10 Desember 2024.
Aksi ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan The 11th ASEAN Plus China Chinese Clans Friendship Conference dan The 3rd International Youth Forum yang berlangsung selama empat hari, sejak 8 hingga 11 Desember 2024.
BACA JUGA: Festival Budaya Kongres Borneo 2022, Banyak Tampilan Atraksi Budaya
Hadir dalam acara itu tokoh pendiri PSMTI Brigjen TNI (Purn) Tedy Jusuf, Ketua Umum PSMTI Wilanto Tanta, dan Sekjen ACCA Thailand Mr. Huang Han Liang.
Termasuk, Direktur Operasi TMII Arie Prasetyo dan Ketua Panitia Pelaksana, Martinus Johnnie Sugiarto, turut menyaksikan momen bersejarah ini.
Sementara itu, Henry Husada Wakil Ketua Umum (WKU) PSMTI Koordinator (Korwil) Jawa Barat – DKI Jakarta mengatakan penanaman pohon Bodhi ini merupakan komitmen PSMTI terhadap pelestarian lingkungan.
“Kegiatan ini (menanam pohon) adalah bagian dari kontribusi nyata kami terhadap alam. Dimana, sejalan dengan program pelestarian yang dicanangkan pemerintah,” kata Henry.\
Prasasti ACCA
Sebagaimana diketahui bahwa penanaman pohon Bodhi juga kerap diasosiasikan dengan pencerahan Siddhartha Gautama.
Selain itu, Ketua Umum PSMTI dan Sekjen ACCA Thailand juga menandatangani prasasti ACCA yang akan ditempatkan di TBTI sebagai simbol kerja sama lintas budaya dan regional.
Sedangkan, Direktur dan Ketua Yayasan TBTI, Soehendro Gautama, menekankan pentingnya merawat keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa.
“Kami berharap kegiatan ini menginspirasi kita untuk menjaga dan merayakan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Soehendro juga menegaskan peran TBTI sebagai representasi harmoni antara budaya Tionghoa dan keragaman suku-suku di Indonesia.
BACA JUGA: Berkunjung ke Warisan Leluhur Nusantara di Museum Pusaka TMII, Ini Harga Tiket Masuknya
Berdiri di atas lahan 50.000 meter persegi, TBTI menjadi pusat pelestarian budaya dengan museum, anjungan, patung tokoh, dan ornamen khas.
“TBTI bukan hanya milik warga Tionghoa, tapi terbuka untuk semua. Sebagai ruang belajar dan memahami keberagaman,” ujarnya.
Dengan mengusung semangat kebersamaan, TBTI diharapkan mampu menjadi episentrum aktivitas budaya dan edukasi yang memperkuat identitas nasional.
“Ini bukti konkret semangat persatuan yang telah berakar ratusan tahun,” pungkas Soehendro.***